Semalam ini pikiranku tak pernah lepas dari memori tentang kamu, tentang bagaimana ini bisa terjadi. Waktu sudah lewat tengah malam, pukul 01:41 AM aku mulai menulis ini, setelah aku terduduk. Mengawang, melihat ke atas dan kemudian tertunduk. Kali ini, penjahatnya bukan sebuah kegalauan atau kegamangan, tapi rasa syukur penuh suka.
Percaya pada keajaiban Tuhan? Percayakah bahwa beliaulah Maha membolak-balik perasaan? Percaya pada anggapan bahwa seorang yang skeptis tentang cinta ternyata mampu jatuh terjerembab secara begitu dalam oleh cinta? Percaya saja. Karena aku sedang mengalaminya.
"Dari waktu SMP, koko udah suka sama irna. Ingetkan waktu zaman Agung sama Yasir rebutan deketin Indry ? Dan akhirnya Agung yang jadian sama Indry. Waktu itu koko bilang sama Yasir, sayang orangnya udah meninggal. Koko bilang ke dia "gimana kalo aku mau jadiin anak itu (irna) pacar aku". Udah lama banget koko ini sayang sama irna. Susah banget ngelupain irna. Apa lagi kalo lagi kangennya, makanya koko suka minta videocall. Koko ngga mau main main lagi, capek. Koko ngga mau cari yang lain lagi. Koko iri sama temen-temen koko yang pacaran terus nikah, koko mau kaya gitu juga..." Itu yang kamu katakan padaku, di Bukit Indah Lestari. Sambil menatapku dan meminta aku menatap kedalam matamu. Menceritakannya dengan sangat lembut, sembari sesekali mencium dan memelukku. Aku hanya bisa terdiam, bukan... bukan karena aku tidak suka, tapi sungguh aku tak tau harus berbuat apa, aku terlalu bahagia.
Rasanya semua seperti mimpi, dee... Aku mampu jatuh cinta lagi, secara utuh, tanpa bayang-bayang masa lalu. Bahkan, aku tak pernah bisa menyangka aku mampu sebahagia ini. Aku mampu setenang dan senyaman ini.
"Ya, koko udah lama ngeliat irna. Koko udah pilih irna, kalau udah pilihan koko yaaa koko ngga akan nyesel" Itu katamu mengenai pertanyaanku tentang mengapa kamu memilih aku. Alhamdulillah, alhamdulillah untuk semua rasa luar biasa ini.
Ah, ini terlalu indah untuk jadi nyata rasanya. Dan hingga saat inipun, (itulah mengapa aku menulis post ini) aku seperti masih bingung dan tidak percaya akan apa yang sedang ku jalani ini. Mimpikah? Halusinasikah? Atau ini benar terjadi.. Ah, ternyata ini benar terjadi. Segala kekagetan dan lontaran rasa syukur ini membuatku menjadi sering salah berekspresi. Bukan, bukan karena aku tak bersyukur, tapi semua ini masih terasa begitu mimpi bagiku, hingga kesalahan koordinasi antara hati dan otak menjadi tak seimbang. Percayalah, hatiku bergejolak rasa syukur.
Senangnya disayang kamu, kamu manis. Hehehe. Iya..manis walaupun kamu juga bisa berubah menjadi lelaki paling menyebalkan. Mungkin kamu bukan sosok pria yang mampu merangkai kata menjadi puisi, atau syair indah yang syahdu, tapi dengan caramu kamu mampu menenangkanku, dengan kejujuran dan keceplascepolsan pemilihan katamu; justru malah membuatku melihat kejujuran yang jelas terpancar dari matamu. Mungkin kamu tak pernah datang dengan membawa seikat bunga, tapi aku masih ingat ketika kamu menjemputku dengan marah-marah ketika aku membuatmu cemas dengan turun dari travel tidak pada tempatnya waktu aku datang ke tempatmu.
Semua caramu memperlakukanku sangat menenangkanku, bagaimana caramu memberikan tanganmu sebagai isyarat bahwa kamu meminta tanganku untuk kau genggam erat, menarik diriku kepundakmu ketika kamu menyetir, atau lebih erat lagi ketika kamu menarik tanganku dan memperkenalkan diriku didepan teman-temanmu. Tentang bagaimana kamu mengecup ringan kepala atau kening atau pipiku dimanapun; bahkan diloket travel ketika aku hendak pulang. Atau tentang pandangan matamu ketika menjahiliku, atau tentang caramu mengkhawatirkan hal-hal kecilku. Sebuah kesederhanaan yang berdampak luar biasa untukku. Sekali lagi, alhamdulillah untuk itu.
Ah, ini sudah larut, dan kepalaku masih memutar film tentang kamu. Tentang caramu tertawa, caramu memandang, caramu menyalakan rokok, caramu minum, caramu makan. Semua. Ah, sungguh aku menjadi sosok yang begitu mellow dan mentok ide. Bahkan untuk update status akun twitterkupun aku tak memiliki bahan apa-apa, segitunya kamu mematikan semua kreativitas aku karena begitu terpaku padamu. Sudah berapa kali pada post ini aku bilang bahwa kamu luar biasa?
Aku tak berani memimpikan masa depan terlalu jauh, tapi satu yang perlu kamu tau, bahwa aku sungguh bahagia dan bersyukur mendapat pengawalan hati olehmu.
Jika suatu hari kita harus berpisah (dan ku harap itu tak terjadi) pastikan itu semua dilakukan secara baik; akhir yang baik, bukan sebuah pengkhianatan.
Tapi, ah sudahlah...
Kita sedang merencakan sesuatu kan ?
Semoga terlaksana yaaa Ferdinand.
Alhamdulillah untuk semua ini, terima kasih Tuhan.
Bismillah untuk semua rencana kedepan...
Tanjung Raja, 02:07 AM
can I get your signature "i love you, assalamualaikum sayang..."? Ah, you're sleeping already :")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar