Kita sudah terlalu terbiasa untuk tidak bersama. Sejak awal mengamini kata ‘kita’ , jarak dan kesibukan langsung jadi kawan akrab yang tak bisa dilepaskan cengkeramannya. Kita lebih sering terpisah tempat. Tapi anehnya, kuatnya rasa itu tidak juga berjingkat.
Saat rindu menghantam, hubungan ini mengajarkan kita untuk lebih banyak diam. Toh mengumbar rindu tidak memudahkan keadaan. Perjalanan yang tak ringan ini membentuk kita jadi pasangan yang tidak memberatkan.
Namun kamu perlu tahu ada malam-malam sepi saat saya memeluk diri sendiri. Berharap, bisa menyampaikan padamu hal yang terkesan remeh, namun sebenarnya dalam ini.
#Saat kamu sedang tak disisi, saya sering membayangkan betapa nyamannya dipeluk kamu malam ini.
Momen sederhana meletakkan kepala di bahu atasmu akan tetap jadi momen termagis yang pernah saya tahu. Mendengar hela nafasmu yang beraturan, memejamkan mata sembari menghirup harummu yang membuat nyaman.
Saat sedang jauh begini rasanya rindu untuk merasakan hal-hal itu lagi. Saya rela bertukar peran dengan guling di kamarmu. Atau bahkan cicak di dindingmu. Supaya bisa melihat dirimu yang nampang tenang dalam lelap tidurmu.
#Lagu yang biasa kita dengar bersama mencipta remang dari paha hingga kepala. Apakah kamu merasakan hal yang sama ?
Saat tidak bersama macam ini hal-hal sederhana bisa terasa manis jika diputar ulang. Bagaimana kita terbiasa bersenandung saat mendengar lagu apapun yang terputar ditengah perjalanan, sampai keusilanmu memberikan tangan untuk meminta menggenggam tangan saya setiap lampu merah datang atau menarik aku kepundakmu dalam sunyinya perjalanan. Kenangan dari hal kecil macam itu mencipta remang. Apakah di sana kamu juga merasakan gamang?
#Semoga kamu menjaga diri sebaik-baiknya. Jangan sampai jatuh sakit selama kita tak bertatap muka.
Jika kamu jatuh sakit, saya akan jadi orang paling merana di dunia. Membayangkan kamu meringkuk tak berdaya membuat saya berharap punya sayap segera. Supaya bisa menjumpai kamu yang tak bisa dijangkau kapan saja.
Semoga kamu tidak lupa makan, tidak kurang tidur, berhenti saat mata dan tubuh sudah minta diperlakukan dengan sedikit kendur. Saya tidak bisa ke sana seenaknya. Tolong jaga dirimu baik-baik saat saya tak ada.
#Hubungan ini tidak mudah. Saya harap kita tak semudah itu untuk menyerah.
Kita sudah jungkir balik mempertahankan apa yang kita punya. Saling mengunjungi saat bisa, menabung demi dapat menumpahkan rasa bertatap muka. Hubungan ini jelas bukan untuk mereka yang mau main-main saja.
Saya harap kamu pun merasakan perjuangan yang sama. Jatuh bangun yang disayangkan jika dikerdilkan begitu saja. Kita tidak ditempatkan tanpa alasan. Semoga kita pun tak semudah itu mengucap kata perpisahan.
#Hubungan ini jelas untuk sesuatu. Meski tak sesering itu bisa bertemu, anehnya saya tetap mencintaimu.
Kamu bukan pasangan yang bisa saya peluk seenaknya. Kita perlu mengatur jadwal hanya untuk sekadar bertemu saja. Namun anehnya, sejarang apapun pertemuan kita, saya tetap mencintaimu dalam kadar yang sama.
Bahkan bertambah tiap harinya.
Untuk kamu yang jauh disana...
Tolong jangan tertawa geli setelah membaca apa yang saya rasa. Beginilah jika pertemuan mahal harganya. Semoga segera kita bisa bertatap muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar