Jumat, 13 Oktober 2017
Selamat Ulang Tahun, aa :")
Minggu, 24 September 2017
Yang Tak Sempat Terucap
Terima kasih sudah hadir di hidup saya. Walau jalannya tak pernah mudah, terima kasih karena sudah mengajak saya melangkah sampai sejauh ini. Bersamamu, saya mengerti bahwa kita harus berjalan beriringan, bukan berseberangan. Ingatlah bahwa saya akan selalu menjadi teman yang akan mendampingimu sampai ke tujuan, untuk membuat mimpi-mimpimu tak lagi semu.
Terima kasih untuk kesabarannya, pengertiannya, kasih sayangnya, perhatiannya, rindunya, temunya, tawanya, air matanya, dan segala macamnya. Terima kasih karena kamu selalu memberikan saya kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri, tak pernah bosan walau saya kerap kali keras kepala, egois, atau tinggi gengsi.
Terima kasih sudah mempercayai bahwa saya adalah jodohmu walau saya jauh dari kesempurnaan. Percayalah bahwa saya akan selalu berusaha memantaskan diri untuk berada di sampingmu. Kelak, untuk memegang tanganmu, untuk menyandang nama belakangmu, untuk membuatkan kopimu.
Terima kasih sudah membuat saya merasa begitu dihargai, dicintai, dan diperjuangkan. Hal-hal yang mungkin tak pernah benar-benar saya rasakan sebelum kehadiran kamu. Terima kasih untuk selalu mencoba menjadi yang terbaik diberbagai pengalaman dan perjalanan hubungan kita.
Terima kasih atas segala usahamu, besar dan kecil, yang kamu lakukan untuk kebahagiaan saya. Ingatlah bahwa saya mencintaimu lewat hal-hal sederhana. Sesederhana sebuah peluk di penghujung hari, sesederhana sebuah kecup di pagi hari.
Terima kasih atas banyak hal yang sudah kamu ajarkan, berikan, perlihatkan kepada saya. Yang saya tahu, kini, cinta itu bukan hanya dapat dirasakan, namun juga dapat dilihat, kamu.
Untuk Z, saya cinta kamu, lebih dari cinta-cinta saya yang lalu.
Selasa, 05 September 2017
Lalu, apalagi yang kamu cari?
Pria yang baik, dekat dengan Tuhannya, dekat dengan keluarganya, lini pertama sahabat-sahabatnya.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang cerdas, teman berdiskusi yang seimbang, santapan intelektual yang menyegarkan otak dan kemampuan bersosialisasi serta penempatan diri yang amat baik.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang memperbolehkan dirimu menjadi diri sendiri seutuhnya, yang memberikan tanggung jawab penuh untuk dirimu berbuat apa yang kamu ingin, yang membuatmu justru menjaga amanatnya untuk tidak kelewat batas..
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang murah senyum, berkepribadian tenang dan penyabar. Penyelesai masalah tanpa mengutamakan kata-kata eksplosif dan pribadi yang radikal; apalagi kekanak-kanakan.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang mampu membuatmu tertawa bahkan saat dirimu pun tak sanggup tersenyum sendiri, seorang yang silly dengan lelucon segar jauh dari kasar dan menjatuhkan orang lain. Seorang pria yang mampu menghangatkan suasana, seorang pria yang mampu membuat suasana yang beku sekalipun menjadi begitu cair.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria pertama yang kamu cari saat matamu terbuka dipagi hari, dan orang yang sama yang kamu cari sebelum kamu memejamkan mata di saat tidur malam.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang mampu menjaga keseimbangan dalam hidup. Pekerja keras dalam karir, baik dalam pergaulan. Manusiawi dalam bersosialisasi. Seorang pria dengan split personality sempurna, antara profesionalitas pekerjaan, dan seorang teman nongkrong yang menyenangkan.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria yang mampu dipercaya ibumu, mampu disayang keluargamu, mampu diterima sahabat-sahabatmu. Seorang pria yang mampu membangun kepercayaan orang-orang terdekatmu, mampu berbaur tanpa kendala yang berarti.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Pria tanpa basa basi, seorang penunjuk bukti tanpa omongan berlebihan mengenai konsep kebahagiaan. Pria tanpa kata puitis, tapi selalu mampu membuatmu mengangkat simpul di bibirmu, tersenyum bahagia. Seorang pria yang mampu membuatmu menangis, bukan karena sakitnya hati melainkan euphorianya perasaan yang meletup-letup.
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Lalu, apalagi sih yang kamu cari?
Sudahkah berani untuk berkata “Oke, pencarianku setidaknya…. berhenti..” ?
Alhamdulillah... saya sudah :)
Selasa, 15 Agustus 2017
Reblog : Untuk Z, laki laki yang membuat saya berhenti mencari.
Saya yakin kalau semua orang pasti pernah jatuh cinta, entah cintanya berbalas atau bertepuk sebelah tangan. Saya yakin kalau semua orang pasti pernah mencintai dengan begitu dalam dan sepenuh hati, entah dia mengharap balasan atau memilih mengikhlaskan. Dan saya juga yakin kalau semua orang pasti pernah merasa dicintai dengan begitu tulus, entah dia membalasnya atau memilih tak menghiraukannya.
Tetapi, apakah semua orang pernah merasa bahwa ia sudah berhenti mencari? Belum tentu, dan ini yang membedakan saya saat ini.
Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Semua yang sebelum kamu rasanya tak lagi berarti. Kamu, kini jadi dunia saya. Dunia yang tak lagi sama, dunia yang berputar dan terbalik tak tentu arah, dunia yang penuh dengan hal-hal tak biasa yang juga tak pernah saya temui sebelumnya. Dunia yang saya benci dan saya cintai secara bersamaan. Dunia yang tak ingin saya tinggalkan.
Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Kamu adalah senyata-nyatanya lelaki yang saya inginkan, dan beruntungnya, kamu juga yang sebenar-benarnya lelaki yang saya butuhkan.
Saya berhenti mencari, saya berhenti di kamu. Saya tak pernah berhenti mengucap syukur atas kehadiranmu, yang entah bagaimana, menjadi alasan hadirnya tawa dalam hidup saya. Sebelum kamu, tawa tak pernah datang sesering ini.
Untuk lelaki yang telah membuat saya berhenti mencari dan jatuh cinta setiap hari; saya cinta kamu tanpa tetapi.
Tuhan Itu Adil
Mungkin kita sering mendengar kalimat seperti...
"Yaampun, liat deh, itu cowok/ceweknya cakep banget kok pacarnya gitu sih mukanya…”
Atau
“Ih, kok dia bisa sih pacaran sama cewek/cowok yang kayak gitu? Bajunya aja nggak pernah matching trus modelnya nggak up to date…”
Biasanya dilontarkan dengan nada sebel dan agak jijik, terkesan mengejek dan merendahkan.
Yes, beberapa orang memang senang menilai orang lain dari luarnya, tidak sepenuhnya salah, karena kita kenalan sama orang yaaa pasti liat penampilannya dulu, baru bisa mengenal kepribadiannya.
Tapi, apakah membandingkan itu perlu? Apakah kamu merasa lebih baik dari dia? Atau kamu sirik?
Tuhan itu adil, setiap orang dikaruniai kekurangan dan kelebihan. Tidak ada manusia yang sempurna. Buktinya, kesalahan bukanlah kesalahan apabila itu tidak salah. Tuhan itu adil, Dia tidak akan menciptakan manusia yang cuma punya kejelekan, semua punya sisi baik masing-masing yang seringkali nggak terlihat di mata manusia lain. Tuhan itu adil.
Kita terbiasa dengan dongeng dan sinetron yang menggambarkan bahwa pasangan sempurna itu harus yang dua-duanya cakep, kalo salah satu dirasa kurang, langsung dicela. Padahal kita tidak tau kepribadian orang tersebut, apa yang membedakan dia sama orang lain, apa spesialnya dia, apa yang bikin orang lain suka dan nyaman bersamanya, apa kelebihannya. Dan lagi, butuh lebih dari sekedar fisik untuk bisa membangun hubungan yang baik.
“Gue bingung, laki cakep kayak dia kok pacarnya jelek…”
Mungkin gini yaaa, itu lelaki cari perempuan yang attitudenya bagus, pinter, ramah, dan tidak suka menghina orang lain. Terus, masih mikir kenapa kamu masih jomblo?
Atau
“Duh, ceweknya keren kok lakinya kayak gembel…”
Gimana kalo itu lelaki pengertian, baik, lucu, sabar, manis, pinter, romantis, tanggung jawab? Gimana kalo segala sifat baik dan sikap dewasa ada pada diri dia? Gimana kalo dia jauh lebih menyenangkan dan bikin nyaman? Saya rasa perempuan jauh lebih membutuhkan itu semua dibanding tampang ganteng nan rupawan dan penampilan keren saja. Bagi perempuan, percuma ganteng kalo serigala. (eh, mungkin nggak semua perempuan sih, mungkin saya saja).
Bukaaan, saya tidak ngajarin kamu buat tampil seadanya. Penampilan luar dan dalam itu sama pentingnya, satu sama lain saling berkaitan. Kamu tidak bisa cakep eaja tapi bego atau jahat, kamu juga tidak bisa baik saja tapi tampil berantakan awut awutan.
Sebab untuk jatuh cinta, seseorang menggunakan mata dan hatinya.
Lepas dari itu semua, belajarlah memahami bahwa banyak hal yang lebih dipertimbangkan saat kita memilih pasangan, karena pada akhirnya yang bikin kita nyaman itu sifat dan sikap.
Wajah mungkin bikin kamu menoleh, tapi kepribadian yang akan bikin hati kamu meleleh.
Mata manusia nggak pernah sama, kecantikan/ketampanan itu relatif, tapi kebaikan itu mutlak.
Tuhan itu adil, Dia bakal menyiapkan jodoh yang terbaik untuk manusia berwajah kadang cakep-kadang jelek-kadang ngepas. Tuhan itu adil, Dia juga sering mempertemukan kita dengan orang yang luarnya cakep tapi ternyata dalemnya busuk, biar kita bisa bersyukur. Tuhan itu adil, Dia akan mempertemukan kita dengan orang yang buruk terlebih dulu sebelum kita dipertemukan dengan yang baik, biar mata kita lebih terbuka.
Jadi, buat kamu yang pernah dibilangi “cowok/ceweknya cakep kok pacarnya jelek” sama orang lain, kamu harus bangga karena kamu punya apa yang mereka nggak punya, yaitu pasangan dan kebahagiaan.
And yeeeeeesss...
He's my Man. Ngga ganteng emang. Ngga tajir emang.
Tapi dia baik. Dia sayang sama saya.
😊😊😊
Senin, 15 Mei 2017
Papaku! 💙
Papaku orang yang keras,
beliau pernah berkata kasar, tapi beliau juga sering berkelakar.
Papaku orang yang sibuk,
dulu saat masa jayanya, saat akhir pekan hampir kami tak pernah bercengkrama.
yang aku tau papaku tidak payah.
Walau seringkali ketikaku goyah,
hanya ada mama yang menggerayah.
Papaku orang yang penuh letupan emosi.
Jiwa Sumatera dalam darahnya berbicara banyak,
kadang tidurku tak nyenyak,
melihat papa yang terhenyak,
melihat perkembangan dan kestabilan energi.
Papaku orang yang pendiam.
Beliau tak banyak mengungkap cinta apalagi sayang,
beliau juga tak suka bercerita laksana dalang bermain wayang,
tapi aku tau, di setiap sembahyang
Papa berdoa untuk anaknya dan juga para moyang.
Aku sering dimarah oleh papa,
seringkali mata ini panas, seringpula perasaan ini tak keruan.
Pernah juga papa hanya mengirimkanku pesan mengingatkan istirahat dan minum obat, berharap ku segera sehat
karena itu kali pertama aku sakit dan jauh dari rumah.
hingga masa remajaku. aku tau, papa ya hanya papa.
seorang yang membuatku masih bisa menikmati nasi dan ijazah sekolah.
—
Tapi semua berubah, ketika kakiku menginjak lembaran baru,
ketika air mata papa tumpah ruah waktu suasana penuh haru,
saat aku mengenalkan ia sebagai calon pendamping hidupku, aku berseru,
Aku lihat mata papa penuh cemburu.
—
untuk papa,
selamat ulang tahun ke 52 .
Selesai sudah tugas papa beberapa bulan lalu, menemaniku sebagai gadis,
untuk papa,
selamat kembali berduaan dengan mama,
terima kasih atas segala petuah.
Maaf aku harus pergi meninggalkan rumah,
tapi nyatanya, inilah hidup yang anak sulungmu harus jalani.
Sekarang aku punya pengganti papa,
disini semua baik,
Papa tak perlu khawatir.
Tapi anak perempuan mana yang tak rindu oleh celoteh lucu papanya?
dan anak perempuan mana yang bisa menggantikan posisi papanya?
dan anak perempuan mana yang bisa mengungkapkan sayangnya pada papanya sama besarnya terhadap kekasihnya?
untuk papa,
selamat ulang tahun. selamat ulang tahun.
anak sulungmu hanya berusaha kuat setiap bertemu papa,
karena rumah terbaik bagi aku adalah rumah,
dimana aku bisa melihat papa, berkelakar tentang carut marutnya pemerintah.
selamat ulang tahun papa,
terima kasih telah percaya, untuk memberikanku padanya,
dia pria baik papa.
---
Ditulis 24 Agustus 2018.
4 Tahun berlalu, tahun demi tahun berganti. Semakin ku sadari kau bertambah tua semakin liar semua kenangan kita berputar putar memenuhi isi kepala. Mungkin dulu aku tak mengingat cerita manis seperti ayah dan anak gadis kebanyakan lainnya yang akrab dan hangat dengan ayahnya. Namun aku tak pernah lupa waktu usiaku 8 atau 9, setiap malam papa selalu menggendongku ke kamar karna gadis kecilmu selalu tertidur di depan tv tanpa sadar. Atau saat aku sudah menginjak usia dewasaku, papa tak pernah membatasi arahku, papa bebaskan aku belajar menghadapi keras dunia, tapi tetap menjagaku agar tak keluar jalur. Waktu itu aku yang merasa paling benar menentukan pilihan hidupku dengan percaya pada lelaki yang salah. Sedikit pun papa tak pernah menyelah. Tapi ketika datang masa dia ingin menghancurkan hidup dan masa depanku, ku tahu saat itu papa di garda depan dengan tangan papa sendiri menyelamatkanku.
Papa...
Hari ini aku menulis ini, aku sudah jauh lebih mengerti dan memahami perjuangan papa sebagai orang tua. Hari ini di ulang tahun papa yang ke 56 aku berdoa semoga allah berikan papa kesehatan dalam umur panjang, dikelilingi kebaikan dan keberkahan, serta selalu dalam sebaik baik perlindungan. Sungguh aku berharap diberikan cukup waktu agar kelak aku bisa mewujudkan semua mimpi dan harapan papa kepada anak sulungmu.
Selamat Ulang Tahun papaku.
Pelukku dari sini selalu.
Tangerang. 24 Agustus 2022.
Minggu, 09 April 2017
Reblog : Memaafkanmu adalah proses yang panjang
Menjalani fakta bahwa kau meninggalkanku, demi memberi ruang di hatimu untuk yang lain, tentu saja aku hampir mati. Tidak mati secara raga, tentu saja. Namun mati secara naluri. Serupa enggan mendengar namamu lagi. Serupa enggan mengetahui kabarmu lagi. Serupa berharap, kau selamanya pergi. Mati.
Mengingat kembali segala janji yang kau ucapkan tentang kita di masa lalu, aku serupa menyalakan kembang api dalam hati. Ia meletup di awal dan hampir meledak di akhir. Kutahan sekuat hati. Agar rasa benciku tidak sampai membuatku hilang kendali.
Kau… Sungguh, sejujurnya aku sering bertanya sendiri dalam hati. Pantaskah seorang pengkhianat dimaafkan? Pantaskan seorang pembunuh kebahagiaan diterima maafnya? Pantaskah?
Waktu demi waktu berlalu. Bisu demi bisu. Hening demi hening. Air mata demi air mata. Banyak hal terjadi dalam hidupku. Banyak pembelajaran, banyak proses perbaikan kujalani.
Kau tahu, memaafkanmu sungguh tidak mudah.
Ia adalah proses yang menyakitkan.
Ia adalah langkah penuh keberanian.
Ia adalah jalan yang sangat panjang.
Namun demi apapun juga, memaafkanmu tentu lebih mudah dari memaafkan diri sendiri. Maka, kumaafkan kau dengan segala luka yang kau beri.
Karena pada akhirnya nanti, aku ingin berhasil memaafkan diriku sendiri. Atas kebodohan yang dilakukannya, dengan percaya pada orang yang salah.
( Tia Setiawati )
Rabu, 05 April 2017
Tentang cita-cita menjadi (calon) Istri yang baik.
-Karna semalem terlibat percakapan tengah malam prihal menjadi istri dan ibu yang baik 😊😊-
.
.
Apa cita-cita kamu setelah menikah dan menjadi istri? Punya rumah besar? Mobil keluaran terbaru? Segera punya anak? Apa saja, selama baik, berdoa dan berusahalah terus untuk meraihnya.
Saya?
Saya adalah perempuan yang bercita-cita menjadi seorang istri dan ibu yang baik, yang bukan hanya bisa mengurus anak, rumah, dan suami, tetapi juga bisa mencari uang untuk paling tidak menghidupi hobi sendiri.
Saya pengennya sih bisa mandiri, kalo kepengen apa-apa bisa beli sendiri, nggak harus minta apalagi sampe merengek ke suami. Biarlah dia cukup dipusingkan dengan biaya rumah tangga dan pendidikan anak, urusan kepengenan saya pengennya bisa saya penuhi sendiri. Malah saya akan lebih senang kalo penghasilan saya bisa support suami juga, kan pernikahan di bayangan saya itu semuanya harus ditanggung bersama. Itu kan pengennya, semoga dikasih jalannya.
Udah, gitu aja?
Nggak.
Saya pengen bisa nyiapin sarapan untuk anak-anak dan suami saya setiap pagi sebelum saya berangkat ke kantor. Bisa pulang cepat untuk menyiapkan makan malam untuk mereka, atau sekadar snack malam hari buat nemenin (calon) suami saya begadang. Bisa memberikan anak saya ilmu agama dan hidup yang baik, bisa ngajarin anak saya bahasa Indonesia yang baik, bisa melindungi dan menjaga anak-anak saya dari hal-hal buruk. Bisa nemenin anak-anak saya main setiap weekend, beli mainan dan buku cerita, berenang, jalan-jalan ke taman dan museum, atau masakin cemilan dan makanan kesukaan (calon) suami saya.
Kalau belum punya anak?
Saya pengen jadi istri yang bisa mendengarkan suaminya, muluknya, pengen bisa bantu suami untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi kadang, kita punya keterbatasan, kan? Jadi, kalo nggak bisa bantuin, paling tidak saya bisa bikin dia lebih tenang dan merasa semuanya akan baik-baik saja (walau kenyataannya tidak). Saya pengen jadi istri yang setiap subuhnya diimamin suami, cium tangan terus dikecup keningnya. Saya pengen jadi istri yang setiap suami saya bangun tidur, saya udah ada di depannya membawa secangkir kopi hitam kesukaannya serta sebuah kecupan yang tak kalah hangat. Saya pengen jadi istri yang ketika suami saya pulang ke rumah, saya udah cantik dan wangi, sudah menyiapkan makan malam, sudah siap memeluknya dan mendengarkan bagaimana harinya berjalan. Saya pengen jadi istri yang setiap malam sebelum tidur, bisa diajak berdiskusi soal pekerjaannya, barang-barang incarannya, soal hal-hal yang ia menangkan, atau soal temannya yang dia bikin sirik karena dia yang mendapatkan apa yang menjadi incarannya. Saya pengen jadi istri yang bisa diajak bebodoran, tertawa bersama, karokean lagu-lagu zaman dulu, dengerin dia nyanyi sampe ngegrowl walau suaranya pas-pasan dan berakhir dengan kami ketiduran. Saya pengen jadi istri yang tiap dia masuk angin atau kakinya pegel-pegel, saya tinggal pijetin dan bikinin teh hangat, jadi dia nggak perlu lari ke tempat pijit. Saya pengen jadi istri yang nggak pernah lupa sama kewajibannya, dan punya suami yang nggak pernah lupa untuk memberikan hak-hak istrinya. Apa saja itu? Yaaa dikompromikan dahulu.
Banyak juga ya kepengenannya?
Lho, bukan cuma itu. Saya juga pengen jadi istri yang bisa bilang “saya punya” ketika dia sedang kekurangan, atau “saya bisa” ketika dia tidak mampu, atau “saya kuat” ketika dia merasa lemah. Bukan karena dia tidak sempurna dan saya harus menyempurnakannya, tapi karena saya ada untuk membuat hidupnya lebih mudah, bukan menyusahkannya. Karena saya pun nggak sempurna, saya pun nggak lengkap, saya cuma butuh seseorang yang bisa membuat hidup saya lebih ringan ketika beban sedang berat-beratnya. Pun dia.
Masih ada lagi?
Ada, dong. Saya pengen jadi istri yang bisa dia ceritakan ke orang lain dengan mata berbinar-binar dan bibir tersenyum. Istri yang juga disayangi oleh keluarganya. Istri yang dengan bangga dia gandeng ke setiap undangan. Muluk, ya?
Saya pengen begini, saya pengen begitu… Saya nggak perlu mempertanyakan apakah dia akan melakukan hal yang sama, karena dengan memutuskan untuk mengatakan “iya” saat dia (nanti) melamar saya, saya yakin kalau dia akan menjadi sebaik-baiknya suami, sepantas-pantasnya lelaki.
Bagi kamu yang punya keinginan sama dengan saya, yuk, dari sekarang coba untuk memperbaiki dan memantaskan diri untuk kelak menjadi pendamping seorang lelaki. Dan untuk lelaki yang pengen punya istri baik, coba juga belajar gimana caranya menjadi suami yang layak.
💛💚💜❤💙