Minggu, 16 Februari 2014

perawan ?

”...masihkah bijaksana jika mempertahankan mitos selaput dara?”



kau bertanya seolah mulut vagina perempuan tak punya malu
sambil menutup ritsleting celana bagai serigala lelah memburu
lalu menatap geram gedung pencakar langit itu seakan memaku
di sini tak ada lubang luka sekecilpun yang sanggup kau cumbu!



betapa tipis dan sensitifnya membran kegadisan yang lembut ini
namun betapa beban kultural dan kehormatannya begitu berarti
bagi perempuan sepertiku, ini batas nilai kehormatan yang hakiki
dan jangan dustakan dengan perempuan yang pernah kau tiduri!



lelaki selalu menutut membran ini jadi bukti kegadisan perempuan
tapi membiarkan nafsu menusuk lain liang dengan rasa keperkasaan


adakah srigala yang merelakan mangsanya di telan malam sendirian?
adakah lelaki liar yang punya malu mempertahankan keperjakaan?


kau terdiam menatap malam penuh keraguan atas perangkap perawan
mencoba meraba jawaban dalam liang kegelapan yang kau yakinkan
keyakinan palsu tidak semudah merusak selaput hymen perempuan
dan menjadikan martabat para perempuan jadi terhina dan tertekan!


“adakah kau tahu ada perempuan lain dilahirkan tanpa membran perawan?
namun mulut vaginanya siap melahap siapapun dengan penuh kebiadaban?!”

SELAPUT DARA by Fradhyt Fahrenheit



Bukan . . bukan . .
bukan berarti saya mendukung sex bebas
cuma kok nampaknya makin kesini nilai semakin bergeser yaaa ?
Saya dengan tegas bangga mengatakan bahwa saya masih perawan. Dan saya akan memberikan ini kepada orang yang saya yakin pantas mendapatkannya.

Mempertahankan keperawanan ? haruskah ?
menurut saya, hal tersebut masih tetap penting dimata saya. Walau saya sendiri tidak pernah memandang negatif wanita yang sudah tidak perawan. Perawan hanyalah sebuah kata , penggambaran dari selaput dara. Jika otak lelaki hanya mementingkan selaput dara, toh ilmu kemajuan sekarang sudah bisa "menyegel" kembali selaput dara. Intisari keperawanan adalah pernah atau tidaknya wanita melakukan hubungan sexual.

Lalu kenapa kalau pernah ? Bukankah sex juga pelampiasan kasih sayang ? Hal itu menjadi sah-sah saja, ketika ia melakukan itu dengan orang yang benar-benar ia sayang. Karena saya masih berpendapat, bahwa vagina itu harganya mahal. Saya tidak akan segan memandang orang negatif, jika ia dengan seenaknya memberikan vagina kepada kaum pria secara asal. Pointnya disini bukan karena hubungan sexual itu, tapi untuk siapa itu diberikan.

Mana yang lebih penting, menjaga keperawanan atau memberikannya pada seorang yang kita kasihi tanpa komitment legal...toh banyak juga perceraian, toh banyak juga lelaki yang sudah tidak perjaka lagi...dan banyak toh-toh-toh yang lain.

bukan untuk memojokkan atau membangkitkan mitos keperawanan yang sudah ada...
hanya ingin tahu sebatas mana dan separah apa sih nilai-nilai keperawanan sekarang ini dan masihkah nilai itu tetap dipertahankan?

CINTA ATAU PERAWAN ?
mungkin, jika saya hidup ditahun 70an, saya masih menganggap ini sesuatu yang berbeda dan tidak mudah untuk digabungkan, atau mungkin bertolak belakang. Pernahkah anda mendapat nasihat dari ibu anda bahwa, jika lelaki berniat berbuat tidak senonoh dengan anda berarti ia tidak sayang dengan Anda ? IYA, itu dulu.

Atau sekarang mulai berubah kalau sayang maka sex ? TIDAK juga menurut saya .
saya setuju sex harus berlandaskan cinta, tetapi cinta bisa berdiri sendiri tanpa sex.
:))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar