”...masihkah bijaksana jika mempertahankan mitos selaput dara?”
kau bertanya seolah mulut vagina perempuan tak punya malu
sambil menutup ritsleting celana bagai serigala lelah memburu
lalu menatap geram gedung pencakar langit itu seakan memaku
di sini tak ada lubang luka sekecilpun yang sanggup kau cumbu!
betapa tipis dan sensitifnya membran kegadisan yang lembut ini
namun betapa beban kultural dan kehormatannya begitu berarti
bagi perempuan sepertiku, ini batas nilai kehormatan yang hakiki
dan jangan dustakan dengan perempuan yang pernah kau tiduri!
lelaki selalu menutut membran ini jadi bukti kegadisan perempuan
tapi membiarkan nafsu menusuk lain liang dengan rasa keperkasaan
adakah srigala yang merelakan mangsanya di telan malam sendirian?
adakah lelaki liar yang punya malu mempertahankan keperjakaan?
kau terdiam menatap malam penuh keraguan atas perangkap perawan
mencoba meraba jawaban dalam liang kegelapan yang kau yakinkan
keyakinan palsu tidak semudah merusak selaput hymen perempuan
dan menjadikan martabat para perempuan jadi terhina dan tertekan!
“adakah kau tahu ada perempuan lain dilahirkan tanpa membran perawan?
namun mulut vaginanya siap melahap siapapun dengan penuh kebiadaban?!”
SELAPUT DARA by Fradhyt Fahrenheit
Bukan . . bukan . .
bukan berarti saya mendukung sex bebas
cuma kok nampaknya makin kesini nilai semakin bergeser yaaa ?
Saya
dengan tegas bangga mengatakan bahwa saya masih perawan. Dan
saya akan memberikan ini kepada orang yang saya yakin pantas
mendapatkannya.
Mempertahankan keperawanan ? haruskah ?
menurut
saya, hal tersebut masih tetap penting dimata saya. Walau saya
sendiri tidak pernah memandang negatif wanita yang sudah tidak perawan. Perawan hanyalah sebuah kata , penggambaran dari selaput dara. Jika
otak lelaki hanya mementingkan selaput dara, toh ilmu kemajuan sekarang
sudah bisa "menyegel" kembali selaput dara. Intisari keperawanan
adalah pernah atau tidaknya wanita melakukan hubungan sexual.
Lalu
kenapa kalau pernah ? Bukankah sex juga pelampiasan kasih sayang ? Hal
itu menjadi sah-sah saja, ketika ia melakukan itu dengan orang yang
benar-benar ia sayang. Karena saya masih berpendapat, bahwa vagina
itu harganya mahal. Saya tidak akan segan memandang orang negatif,
jika ia dengan seenaknya memberikan vagina kepada kaum pria secara asal.
Pointnya disini bukan karena hubungan sexual itu, tapi untuk siapa itu
diberikan.
Mana yang lebih penting, menjaga keperawanan atau
memberikannya pada seorang yang kita kasihi tanpa komitment legal...toh
banyak juga perceraian, toh banyak juga lelaki yang sudah tidak perjaka
lagi...dan banyak toh-toh-toh yang lain.
bukan untuk memojokkan
atau membangkitkan mitos keperawanan yang sudah ada...
hanya ingin tahu
sebatas mana dan separah apa sih nilai-nilai keperawanan sekarang ini
dan masihkah nilai itu tetap dipertahankan?
CINTA ATAU PERAWAN ?
mungkin,
jika saya hidup ditahun 70an, saya masih menganggap ini sesuatu yang
berbeda dan tidak mudah untuk digabungkan, atau mungkin bertolak
belakang. Pernahkah anda mendapat nasihat dari ibu anda bahwa, jika
lelaki berniat berbuat tidak senonoh dengan anda berarti ia tidak sayang
dengan Anda ? IYA, itu dulu.
Atau sekarang mulai berubah kalau sayang maka sex ? TIDAK juga menurut saya .
saya setuju sex harus berlandaskan cinta, tetapi cinta bisa berdiri sendiri tanpa sex.
:))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar