Malam itu, sekitar pukul 11 malam waktu setempat, aku meneguk sebotol
minuman terakhir saya. Terduduk di sebuah bar yang hingar oleh suara
live music, melihat beberapa orang menari salsa. Aku sibuk bercengkrama
dengan 4 orang teman dan pacarku. Malam itu kami banyak
berbicara tentang hidup, tentang pekerjaan masing-masing dan kegemaran
salah seorang diantara kami akan traveling. Hingga pembicaraan kami
berubah haluan sesaat setelah seorang warga negara Jerman mendatangi
meja kami dan ikut bergabung dengan kami.
Wisatawan Jerman ini berkelana keliling dunia sendirian, hari itu sudah
bulan ke tujuhnya pergi dari rumah tempat tinggalnya di Hamburg. Saling
memperkenalkan diri, bercanda dan kemudian matanya tertuju pada saya dan pacar saya ketika kami membicarakan tentang cinta. Teman saya bernama Adit
berkata "They are couple, sweet couple. And I think they're getting married soon..", Seketika wajah pria German itu menunjukkan keheranan, tetap dengan matanya yang berbinar ia bertanya kepada kami..
"Seriously you'll getting married? You know, I've been traveling only
for answer these 2 questions. First, what do you want to do in life and
second, what is love? Now I want you to answer, what is love?"
Aku memandang wajah pria itu, berpikir sejenak, menggenggam tangan
kekasih disamping ku dibawah meja bar tersebut dan menjawab..
"Love is us... I can't find the exact words for love, all I know is just, love is us. And what we feel is love.." Pria
itu terlihat tidak puas dengan jawaban saya, ia kembali mengulang
pertanyaan yang sama, yang kemudian dijawab oleh pacar saya dengan..
"You can't find the answer about what is love until you're the one
who feels it, you just know that is love.. You just know. You just sure
she's the one. You want her be your home, place to come back after what
are you doing in whole day. Someone who'll there for you and you want
yourself be there for her. You just know, Lad.. You just know......"
Pria itu tersenyum ramah, memainkan sebuah lilin minyak yang terdapat di
depan mejanya, mengeluarkan ekspresi lucu dan kemudian kembali
berkata..
"Ok...."
dan malam itu terus berlanjut. :)
Hmm, cinta tidak butuh alasan kan?
Semakin kamu tidak menemukan alasan kenapa kamu mencintai kekasihmu,
semakin kamu sadar, bahwa kamu mencintainya. Kenapa tidak dinikmati saja
cinta yang masih terasa tanpa repot mencari jawaban atas pertanyaan
'kenapa'. Cinta bukan untuk dipertanyakan, tapi untuk dirasakan dan
dirayakan. :)
-true story of a friend-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar