Minggu, 21 Desember 2014

Terimakasih sudah membuat aku jatuh cinta, D.

Semalam ini pikiranku tak pernah lepas dari memori tentang kamu, tentang bagaimana ini bisa terjadi. Waktu sudah lewat tengah malam, pukul 01:41 AM aku mulai menulis ini, setelah aku terduduk. Mengawang, melihat ke atas dan kemudian tertunduk. Kali ini, penjahatnya bukan sebuah kegalauan atau kegamangan, tapi rasa syukur penuh suka.

Percaya pada keajaiban Tuhan? Percayakah bahwa beliaulah Maha membolak-balik perasaan? Percaya pada anggapan bahwa seorang yang skeptis tentang cinta ternyata mampu jatuh terjerembab secara begitu dalam oleh cinta? Percaya saja. Karena aku sedang mengalaminya.

"Dari waktu SMP, koko udah suka sama irna. Ingetkan waktu zaman Agung sama Yasir rebutan deketin Indry ? Dan akhirnya Agung yang jadian sama Indry. Waktu itu koko bilang sama Yasir, sayang orangnya udah meninggal. Koko bilang ke dia "gimana kalo aku mau jadiin anak itu (irna) pacar aku". Udah lama banget koko ini sayang sama irna. Susah banget ngelupain irna. Apa lagi kalo lagi kangennya, makanya koko suka minta videocall. Koko ngga mau main main lagi, capek. Koko ngga mau cari yang lain lagi. Koko iri sama temen-temen koko yang pacaran terus nikah, koko mau kaya gitu juga..." Itu yang kamu katakan padaku, di Bukit Indah Lestari. Sambil menatapku dan meminta aku menatap kedalam matamu. Menceritakannya dengan sangat lembut, sembari sesekali mencium dan memelukku. Aku hanya bisa terdiam, bukan... bukan karena aku tidak suka, tapi sungguh aku tak tau harus berbuat apa, aku terlalu bahagia.

Rasanya semua seperti mimpi, dee... Aku mampu jatuh cinta lagi, secara utuh, tanpa bayang-bayang masa lalu. Bahkan, aku tak pernah bisa menyangka aku mampu sebahagia ini. Aku mampu setenang dan senyaman ini.

"Ya, koko udah lama ngeliat irna. Koko udah pilih irna, kalau udah pilihan koko yaaa koko ngga akan nyesel"  Itu katamu mengenai pertanyaanku tentang mengapa kamu memilih aku. Alhamdulillah, alhamdulillah untuk semua rasa luar biasa ini.

Ah, ini terlalu indah untuk jadi nyata rasanya. Dan hingga saat inipun, (itulah mengapa aku menulis post ini) aku seperti masih bingung dan tidak percaya akan apa yang sedang ku jalani ini. Mimpikah? Halusinasikah? Atau ini benar terjadi.. Ah, ternyata ini benar terjadi. Segala kekagetan dan lontaran rasa syukur ini membuatku menjadi sering salah berekspresi. Bukan, bukan karena aku tak bersyukur, tapi semua ini masih terasa begitu mimpi bagiku, hingga kesalahan koordinasi antara hati dan otak menjadi tak seimbang. Percayalah, hatiku bergejolak rasa syukur.

Senangnya disayang kamu, kamu manis. Hehehe. Iya..manis walaupun kamu juga bisa berubah menjadi lelaki paling menyebalkan. Mungkin kamu bukan sosok pria yang mampu merangkai kata menjadi puisi, atau syair indah yang syahdu, tapi dengan caramu kamu mampu menenangkanku, dengan kejujuran dan keceplascepolsan pemilihan katamu; justru malah membuatku melihat kejujuran yang jelas terpancar dari matamu. Mungkin kamu tak pernah datang dengan membawa seikat bunga, tapi aku masih ingat ketika kamu menjemputku dengan marah-marah ketika aku membuatmu cemas dengan turun dari travel tidak pada tempatnya waktu aku datang ke tempatmu.

Semua caramu memperlakukanku sangat menenangkanku, bagaimana caramu memberikan tanganmu sebagai isyarat bahwa kamu meminta tanganku untuk kau genggam erat, menarik diriku kepundakmu ketika kamu menyetir, atau lebih erat lagi ketika kamu menarik tanganku dan memperkenalkan diriku didepan teman-temanmu. Tentang bagaimana kamu mengecup ringan kepala atau kening atau pipiku dimanapun; bahkan diloket travel ketika aku hendak pulang. Atau tentang pandangan matamu ketika menjahiliku, atau tentang caramu mengkhawatirkan hal-hal kecilku. Sebuah kesederhanaan yang berdampak luar biasa untukku. Sekali lagi, alhamdulillah untuk itu.

Ah, ini sudah larut, dan kepalaku masih memutar film tentang kamu. Tentang caramu tertawa, caramu memandang, caramu menyalakan rokok, caramu minum, caramu makan. Semua. Ah, sungguh aku menjadi sosok yang begitu mellow dan mentok ide. Bahkan untuk update status akun twitterkupun aku tak memiliki bahan apa-apa, segitunya kamu mematikan semua kreativitas aku karena begitu terpaku padamu. Sudah berapa kali pada post ini aku bilang bahwa kamu luar biasa?

Aku tak berani memimpikan masa depan terlalu jauh, tapi satu yang perlu kamu tau, bahwa aku sungguh bahagia dan bersyukur mendapat pengawalan hati olehmu.
Jika suatu hari kita harus berpisah (dan ku harap itu tak terjadi) pastikan itu semua dilakukan secara baik; akhir yang baik, bukan sebuah pengkhianatan.
Tapi, ah sudahlah...
Kita sedang merencakan sesuatu kan ?
Semoga terlaksana yaaa Ferdinand.

Alhamdulillah untuk semua ini, terima kasih Tuhan.
Bismillah untuk semua rencana kedepan...


Tanjung Raja, 02:07 AM
can I get your signature "i love you, assalamualaikum sayang..."? Ah, you're sleeping already :")

Selasa, 23 September 2014

Belajar Dari Hujan

Mungkin sekarang memang sudah waktunya berganti musim
Hari mulai hujan terus, didahului dengan langit hitam kelam
Ada sedikit rasa takut
Sendirian
Kesepian

Kemudian,
Turunlah hujan...

Manusia dengan sejuta kegagahannya
Jadi tidak berarti apa apa disaat hujan
Hanya bisa diam
Mungkin merenung
Banyak memori yang tiba tiba keluar berloncatan saat hujan
Sejuta kenangan yang tanpa permisi memenuhi seluruh isi kepala
Perasaan-perasaan yang didapat hanya pada saat hujan turun

Hujan deras,
Ada yang memilih mencermati
Mengagumi, membiarkan diri
Beristirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia
Ada juga yang marah marah karna merasa aktivitasnya terhenti
Terputus dari sesuatu yang disebut peradaban
Sebagian merasa takut
Merasa hujan seperti badai yang mengempas seluruh hidupnya
Atau kadang seseorang merasa ketiganya

Tapi sore ini,
Entah mengapa hujan punya makna
Selalu ada pelangi setelah hujan
Awan selalu kembali cerah
Anak kecil, tukang jualan, sampai para pekerja kembali memenuhi jalan

Hujan ternyata bukan untuk selamanya
Kadang memang panjang
Kadang teramat panjang
Tapi semua kembali normal
Masih ada kehidupan setelah hujan

Masalah itu ibarat hujan
Betapa pun berat
Betapa pun sakit
Menyesakan
Membuat mual
Dan ingin muntah
Suatu hari... pasti akan berakhir

Bersabar !
Menunggu, mungkin merenung
Sambil menanti hujan usai
Tidak perlu menerobos derasnya
Membiarkan diri bertambah sakit
Atau menjadi basah kuyup
sedikit lagi...
Matahari akan kembali bersinar
sedikit lagi...
Keceriaan akan kembali mengisi
sedikit lagi...

Hang on, self !

Now or Never

Dear ATG,

Beberapa hari terakhir ini, terlebih beberapa jam terakhir, setelah apa yang terjadi harini adalah waktu terberat yang pernah ku jalani. Menimbang nimbang tentang aku, kamu, tentang kita. Tapi setiap pemikiran tentu membawa pada sebuah keputusan, yang entah berakhir pada kesedihan atau kebahagiaan.
Dan aku memutuskan, perpisahan...
Berhenti dari hubungan yang kita jalani
Semata mata hanya karena aku letih untuk terus berlari

Kita berdua tentu sama sama sadar bahwa kita berada dijalan yang berbeda
Yang tidak akan pernah bertemu disatu titik, sampai kapanpun.
Aku mungkin harus belajar mendisiplinkan diri untuk berpijak pada kenyataan, lebih realistis, serta tidak selamanya terlena dalam mimpi dan harapan yang aku perjuangkan sendiri.

Kamu tahu ?
Terlalu mahal harga yang harus ku bayar untuk hubungan ini.
Bukan dengan materi, tapi dengan hati dan airmata yang terus jatuh.
Aku sungguh lelah, lelah bermain dengan hati.
Dan aku tau kamu akan mengerti.

Kita pernah melakoni suatu hal yang sama beberapa tahun yang lalu.
Yaaa walaupun harus kita akui, ketika itu kita gagal. Kita tertatih. Lalu berlatih untuk hidup lagi.
Kita telah cukup lama berpisah dan merasakan pahitnya rasa karna kehilangan cinta.
Kalau kita berdua sudah mengalami kisah yang sama pahitnya
Akankah kita mengulanginya lagi ?
Bukankah kita harus belajar sesuatu ?


Izinkan aku pergi.
Izinkan aku berhenti dan mengakhiri.
Cinta itu tetap ada dan akan selamanya ada.

Tentu saja aku tak bisa hidup tanpamu. Tapi terlebih lagi aku tak bisa membayangkan hidup dengan perasaan seperti terus berada dalam jet coaster yang aku sendiri pun tak pernah tau bagaimana cara untuk menghentikannya.
Terlepas dari apa yang sudah kita lakukan benar atau salah, aku tetap berhutang terimakasih kepadamu. Terimakasih sudah menjadi teman yang baik. Terimakasih untuk peluk yang selalu memenangkan hatiku, dan tentu saja terimakasih untuk hati yang telah kamu pinjamkan untukku selama ini. Terimakasih sudah membuat hidupku seperti naik jet coaster (seru, tegang, bahagia, naik-turun). Terimakasih telah banyak memberi pengalaman dalam hidupku.

Kalau ini bisa mengurangi sesak di dada,
Ya, tentu saja semua kenangan tentangmu akan terus ada
Maaf kalau aku sering menyakiti kamu dengan sikapku
Tapi kamu tentu tahu, aku sayang kamu.

Be good. Always. I hate saying good bye... so see you later !
Salam buat Zahra :)

Sabtu, 13 September 2014

Bacalah ! Ini untuk kamu…




Hai kamu,


Iya postingan ini untuk kamu. Mungkin kita belum pernah benar benar saling berkenalan, maka melalui postingan ini aku ingin memperkenalkan diri. Namaku Irna, aku hanyalah perempuan biasa. Kalau kamu?

Kita sama sama perempuan yang sama sama mencari cinta dan hanya kebetulan sekarang mencintai orang yang sama. Ini bukan kompetisi untuk menang atau kalah. Karna kalaulah ini kompetisi, dan katakanlah aku menang dan kamu kalah. Lalu setelah itu, apa? Selesai. Bukan kemenangan atau kekalahan yang menjadi ukuran. Sama sekali bukan.

Percaya atau tidak, aku pernah berada di posisimu. Posisi dimana kita mencintai seseorang atau masih sangat mencintai seseorang yang nyatanya sudah memiliki dan mencintai seseorang yang lain. Aku tahu bagaimana sakit dan hancurnya perasaan itu. Kita sama sama perempuan, kan? Entahlah, setelah sekian lama bertahan akhirnya aku sendiri sadar bahwa menjadikan seseorang prioritas tapi tak terbalas itu sangat menyakitkan. Terfokus pada satu titik sampai tidak sadar bahwa ternyata ada yang menjadikan kita titik fokus sejak lama.

Mungkin kamu sedih atau bahkan hancur, tapi janganlah berlarut-larut dengan itu karna sudah waktunya kamu bersiap menyambut cinta yang baru. Cinta yang membalas cintamu. Cinta yang benar benar memberikanmu arti cinta. Bukalah pikiran, diri, serta hatimu. Semua teriring doa. Semoga cepat kamu menemukan muara baru cintamu, yang lebih pantas, yang lebih baik, yang lebih sesuai dengan keinginanmu.

Terima kasih sudah mencintai kekasihku.
Terima kasih telah sempat mampir dalam topik percakapan malam kami.
Bahagia selalu untukmu.

Salam,
Dari Aku.

Kamis, 20 Februari 2014

Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang baik, dekat dengan Tuhannya, dekat dengan keluarganya, lini pertama sahabat-sahabatnya...
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang cerdas, teman berdiskusi yang seimbang, santapan intelektual yang menyegarkan otak dan kemampuan bersosialisasi serta penempatan diri yang amat baik..
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang memperbolehkan dirimu menjadi diri sendiri seutuhnya, yang memberikan tanggung jawab penuh untuk dirimu berbuat apa yang kamu ingin, yang membuatmu justru menjaga amanatnya untuk tidak kelewat batas..
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang murah senyum, berkepribadian tenang dan penyabar. Penyelesai masalah tanpa mengutamakan kata-kata eksplosif dan pribadi yang radikal; apalagi kekanak-kanakan.
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang mampu membuatmu tertawa bahkan saat dirimupun tak sanggup tersenyum sendiri, seorang yang silly dengan lelucon segar jauh dari kasar dan menjatuhkan orang lain. Seorang pria yang mampu menghangatkan suasana, seorang pria yang mampu membuat suasana yang beku sekalipun menjadi begitu cair.
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria pertama yang kamu cari saat matamu terbuka dipagi hari, dan orang yang sama yang kamu cari sebelum kamu memejamkan mata di saat tidur malam..
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang mampu menjaga keseimbangan dalam hidup. Pekerja keras dalam karir, baik dalam pergaulan. Manusiawi dalam bersosialisasi. Seorang pria dengan split personality sempurna, antara profesionalitas pekerjaan, dan seorang teman minum yang menyenangkan.
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria yang mampu dipercaya ibumu, mampu disayang keluargamu, mampu diterima sahabat-sahabatmu.. Seorang pria yang mampu membangun kepercayaan orang-orang terdekatmu, mampu berbaur tanpa kendala yang berarti..
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.

Pria tanpa basa basi, seorang penunjuk bukti tanpa omongan berlebihan mengenai konsep kebahagiaan. Pria tanpa kata puitis, tapi selalu mampu membuatmu mengangkat simpul di bibirmu, tersenyum bahagia. Seorang pria yang mampu membuatmu menangis, bukan karena sakitnya hati melainkan euphorianya perasaan yang meletup-letup.
Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya.


Percaya. Tuhan sedang mempersiapkannya. Akan datang saatnya.
Ketika dia datang dan kita berani untuk berkata "Oke, pencarianku setidaknya.... berhenti.."
Bismillah ~

What is love ?

Malam itu, sekitar pukul 11 malam waktu setempat, aku meneguk sebotol minuman terakhir saya. Terduduk di sebuah bar yang hingar oleh suara live music, melihat beberapa orang menari salsa. Aku sibuk bercengkrama dengan 4 orang teman dan pacarku. Malam itu kami banyak berbicara tentang hidup, tentang pekerjaan masing-masing dan kegemaran salah seorang diantara kami akan traveling. Hingga pembicaraan kami berubah haluan sesaat setelah seorang warga negara Jerman mendatangi meja kami dan ikut bergabung dengan kami.

Wisatawan Jerman ini berkelana keliling dunia sendirian, hari itu sudah bulan ke tujuhnya pergi dari rumah tempat tinggalnya di Hamburg. Saling memperkenalkan diri, bercanda dan kemudian matanya tertuju pada saya dan pacar saya ketika kami membicarakan tentang cinta. Teman saya bernama Adit berkata "They are couple, sweet couple. And I think they're getting married soon..", Seketika wajah pria German itu menunjukkan keheranan, tetap dengan matanya yang berbinar ia bertanya kepada kami..


"Seriously you'll getting married? You know, I've been traveling only for answer these 2 questions. First, what do you want to do in life and second, what is love? Now I want you to answer, what is love?"

Aku memandang wajah pria itu, berpikir sejenak, menggenggam tangan kekasih disamping ku dibawah meja bar tersebut dan menjawab..

"Love is us... I can't find the exact words for love, all I know is just, love is us. And what we feel is love.." Pria itu terlihat tidak puas dengan jawaban saya, ia kembali mengulang pertanyaan yang sama, yang kemudian dijawab oleh pacar saya dengan..

"You can't find the answer about what is love until you're the one who feels it, you just know that is love.. You just know. You just sure she's the one. You want her be your home, place to come back after what are you doing in whole day. Someone who'll there for you and you want yourself be there for her. You just know, Lad.. You just know......"

Pria itu tersenyum ramah, memainkan sebuah lilin minyak yang terdapat di depan mejanya, mengeluarkan ekspresi lucu dan kemudian kembali berkata..

"Ok...."

dan malam itu terus berlanjut. :)




Hmm, cinta tidak butuh alasan kan?
Semakin kamu tidak menemukan alasan kenapa kamu mencintai kekasihmu, semakin kamu sadar, bahwa kamu mencintainya. Kenapa tidak dinikmati saja cinta yang masih terasa tanpa repot mencari jawaban atas pertanyaan 'kenapa'. Cinta bukan untuk dipertanyakan, tapi untuk dirasakan dan dirayakan. :)







-true story of a friend-

Minggu, 16 Februari 2014

perawan ?

”...masihkah bijaksana jika mempertahankan mitos selaput dara?”



kau bertanya seolah mulut vagina perempuan tak punya malu
sambil menutup ritsleting celana bagai serigala lelah memburu
lalu menatap geram gedung pencakar langit itu seakan memaku
di sini tak ada lubang luka sekecilpun yang sanggup kau cumbu!



betapa tipis dan sensitifnya membran kegadisan yang lembut ini
namun betapa beban kultural dan kehormatannya begitu berarti
bagi perempuan sepertiku, ini batas nilai kehormatan yang hakiki
dan jangan dustakan dengan perempuan yang pernah kau tiduri!



lelaki selalu menutut membran ini jadi bukti kegadisan perempuan
tapi membiarkan nafsu menusuk lain liang dengan rasa keperkasaan


adakah srigala yang merelakan mangsanya di telan malam sendirian?
adakah lelaki liar yang punya malu mempertahankan keperjakaan?


kau terdiam menatap malam penuh keraguan atas perangkap perawan
mencoba meraba jawaban dalam liang kegelapan yang kau yakinkan
keyakinan palsu tidak semudah merusak selaput hymen perempuan
dan menjadikan martabat para perempuan jadi terhina dan tertekan!


“adakah kau tahu ada perempuan lain dilahirkan tanpa membran perawan?
namun mulut vaginanya siap melahap siapapun dengan penuh kebiadaban?!”

SELAPUT DARA by Fradhyt Fahrenheit



Bukan . . bukan . .
bukan berarti saya mendukung sex bebas
cuma kok nampaknya makin kesini nilai semakin bergeser yaaa ?
Saya dengan tegas bangga mengatakan bahwa saya masih perawan. Dan saya akan memberikan ini kepada orang yang saya yakin pantas mendapatkannya.

Mempertahankan keperawanan ? haruskah ?
menurut saya, hal tersebut masih tetap penting dimata saya. Walau saya sendiri tidak pernah memandang negatif wanita yang sudah tidak perawan. Perawan hanyalah sebuah kata , penggambaran dari selaput dara. Jika otak lelaki hanya mementingkan selaput dara, toh ilmu kemajuan sekarang sudah bisa "menyegel" kembali selaput dara. Intisari keperawanan adalah pernah atau tidaknya wanita melakukan hubungan sexual.

Lalu kenapa kalau pernah ? Bukankah sex juga pelampiasan kasih sayang ? Hal itu menjadi sah-sah saja, ketika ia melakukan itu dengan orang yang benar-benar ia sayang. Karena saya masih berpendapat, bahwa vagina itu harganya mahal. Saya tidak akan segan memandang orang negatif, jika ia dengan seenaknya memberikan vagina kepada kaum pria secara asal. Pointnya disini bukan karena hubungan sexual itu, tapi untuk siapa itu diberikan.

Mana yang lebih penting, menjaga keperawanan atau memberikannya pada seorang yang kita kasihi tanpa komitment legal...toh banyak juga perceraian, toh banyak juga lelaki yang sudah tidak perjaka lagi...dan banyak toh-toh-toh yang lain.

bukan untuk memojokkan atau membangkitkan mitos keperawanan yang sudah ada...
hanya ingin tahu sebatas mana dan separah apa sih nilai-nilai keperawanan sekarang ini dan masihkah nilai itu tetap dipertahankan?

CINTA ATAU PERAWAN ?
mungkin, jika saya hidup ditahun 70an, saya masih menganggap ini sesuatu yang berbeda dan tidak mudah untuk digabungkan, atau mungkin bertolak belakang. Pernahkah anda mendapat nasihat dari ibu anda bahwa, jika lelaki berniat berbuat tidak senonoh dengan anda berarti ia tidak sayang dengan Anda ? IYA, itu dulu.

Atau sekarang mulai berubah kalau sayang maka sex ? TIDAK juga menurut saya .
saya setuju sex harus berlandaskan cinta, tetapi cinta bisa berdiri sendiri tanpa sex.
:))

dan hingga saat itu tiba...

-reblog (teh falla)-

Sebegitu mudahkah awal pertemuan kita dilukis oleh kebencian?
Sebegitu cepatkah kita dekat dan begitu akrab?
Lalu.. mengapa kini kau menghilang?


Tahukah kamu? Aku merasa kehilangan
Walau terkadang kalimat-kalimatmu membuatku menahan sakit hati
Walau terkadang aku merasa tak berarti dalam hidupmu


Namun aku, aku membutuhkanmu
Aku, aku bernafas untuk membuatmu tersenyum
Tak apa bila kau tak pernah menyadarinya

Aku hanya ingin membuatmu merasa lebih baik, saat berada di sampingku
Aku hanya ingin kau tertawa bebas, di saat aku yang ada di matamu
Aku hanya ingin.. kau bahagia

Senyumku tanpamu, bukanlah senyuman yang tulus
Hadirku tanpamu, bagai langit tak berawan
Dan kini, itulah yang aku rasakan

Hampa. Ya, itu yang rasakan

Entah mengapa, aku merasa ada sesuatu yang tlah berubah diantara kita
kedekatan itu tidak lagi ada di hari-hari dalam hidupku
aku rindu, saat kau hanya sekedar menyapa
atau di saat kau hanya menatapku dalam hitungan detik

Apakah ada yang salah dengan sikapku?
Apakah aku salah ketika menjauh karena kau tak mengiraukanku?
Apakah aku salah jika kini aku masih mengharapkanmu?
Apakah aku salah jika benar-benar hanya kau yang aku tunggu?

Begitu banyak pertanyaan yang belum kutemukan jawabannya
Hanya kau yang dapat menjawabnya
Dan aku akan tetap menunggu hingga pertanyaan itu terjawab
Menunggu hingga datang kesempatan terakhirku untuk mencintaimu








......dan rasa itu, sudah sangup aku nikmati . . . sendiri . . . . .

Jumat, 14 Februari 2014

Meninggalkan rumah ?

"Alangkah sepi rumah ini. Begini yaaa ma kalau anak-anak udah pada pergi semua nanti" - Papap

Kata-kata itu ku dengar jelas, pada suatu pagi dari dalam kamarku. Pagi itu adek iput dan abang edo sudah pergi ke sekolah. Mbak yang membantu beres-beres dirumah ini juga izin tidak datang bekerja hari ini. Aku sibuk menata ulang meja kamarku yang berantakan. Memang rumahku terasa sepi sekali pagi itu.

...

Kini aku beranjak menuju 21tahun. Terhitung tujuh belas tahun sudah aku tinggal dirumah ini, ketika itu aku akan memasuki sekolah TK. Papap dan momi mengajakku pindah dari kontrakan sederhana di daerah kayuagung menuju ke rumahku saat ini. Ya, rumahku. Tujuh belas tahun sudah aku menikmati rumah yang papap beli dari hasil kerja keras beliau sendiri. Rumah yang diberikan papap untuk anak-anaknya tumbuh besar, terutama aku. Rumah yang dibeli papap dan diberikan pada momi seutuhnya mengenai barang apa yang berhak ada di dalam dan hiasan apa yang pantas dipajang atau hanya sekedar disimpan dalam lemari. Rumahku, kebanggaanku...Istanaku.

Tak dapat ku dustai jika akhir-akhir ini aku sudah sering memikirkan waktu dimana aku akan meninggalkan rumah ini, waktu ketika 'dia' datang dan membawaku pergi dari rumah papap dan momi untuk membangun rumah tanggaku sendiri. Aku tak pernah lupa memikirkan bagaimana rasanya untuk pergi dari rumah ini, rasa takutku untuk pergi dan jauh dari rumah papap dan momi. Tapi aku selalu berusaha mengatasi perasaan tersebut, karna masa itu pasti akan datang dan harus dilewati.

...

Pagi ini kesibukanku terhenti, ketika tak sengaja ku dengar percakapan papap dan momi. Airmataku jatuh dengan sendirinya tak dapat dicegah. Pikiranku melayang ke masa dimana kami bertiga aku, bang edo, dan iput satu per satu pergi meninggalkan rumah dan jauh dari papap dan momi. Aku tak tahu bagaimana tepatnya perasaan papap dan momi pada saatnya nanti. Berat. Pasti. Tak dapat ku bayangkan perasaan papap dan momi ketika mereka mulai pensiun dan menikmati rumah ini berdua. Sepi. aaaaaaaaaahhh airmataku jatuh lagi :')

Irvan Basrawie - Nila S Irvan


Harapan, Doa dari papap dan momi. Serta Hijab bagi papap dan momi dari siksa neraka.


"Dalam beriman, percaya bahwa Tuhan itu ada saja tidak cukup, karena kamu harus juga percaya bahwa Tuhan itu.... AJAIB" 

Apa yang membuat ajaib?
Tuhan mengerti hambaNya jauh dari hambaNya mengerti dirinya sendiri. Tuhan tau, aku tak akan pernah sanggup meninggalkan rumah ini. Setidaknya, melangkahkan kaki dari rumah ini sendirian. Aku percaya, suatu hari nanti Allah akan "memaksa" aku untuk meninggalkan rumah ini dengan cara yang sangat sangat ajaib. Ketika saatnya datang, aku percaya. Tuhan akan mulai bekerja meredakan segala sakitku, ia "memaksa"ku pindah dengan caranya sendiri. Yaaa, pada saatnya nanti, aku memang harus meninggalkan rumah. Mengikuti suamiku nanti menempati tempat tinggal baru.
Kami memang "harus" meninggalkan rumah, dengan cara yang lebih manis. Bukan menutup pintu, pergi, memandang rumah ini dari kejauhan bahwa rumah yang berdiri kokoh itu bukan lagi tempatku pulang, meninggalkan papap dan momi. Bukan dengan cara itu kami pergi. Kami akan pergi meninggalkan rumah, untuk membentuk rumah tangga kami sendiri. Dan sesekali pulang membawa kebahagiaan yang lebih luar biasa lagi untuk papap dan momi.

Tidakkah Tuhan ajaib?

 
Rumahku...yang tak pernah meninggalkanku. Dan takkan pernah aku tinggalkan.



Tapi yang jelas, meninggalkan "rumah" (dalam hal ini adalah ayah, ibu dan seluruh keluarga) memang tak pernah menjadi hal yang ringan, secinta apapun kamu dengan si "brengsek" yang berhasil mencuri anak gadis ayah keluar rumah. Meninggalkan kenyamanan dan mulai membentuk hidup baru. Hidup yang mulai dipusingkan oleh tagihan listrik, kulkas yang kosong dan kamar yang terlalu dingin karena kesibukan kami yang memang begitu padat.


Hargailah para perempuan yang bersedia untuk menikahimu...
Karena bagaimanapun, meninggalkan rumah itu adalah hal yang berat.


:)



Rumah Tanjung Elok, 15 Februari 2014.

Minggu, 09 Februari 2014

antara Marah dan Kecewa

Teruntukmu, pria . .

Tahukan anda bahasa wanita?
Mengertikah anda tentang bagaimana wanita berkomunikasi?
Tahukah anda arti sebenarnya dari apa yang wanita ucapkan?

Tahukah anda saat wanita marah ia akan melemparkan anda dengan kata-kata panjang, kadang menyakitkan, omelan tiada henti dan judgement-judgement yang anda selalu nilai salah ? tapi tahukah anda saat wanita masih memiliki kemampuan untuk melontarkan amarahnya dengan bahasa verbal itu berarti ia masih peduli terhadap anda ?

Dan tahukah anda, saat wanita sudah tidak lagi memberikan omelannya terhadap anda tentang perlakuan anda yang terulang kembali itu berarti ia sudah lelah dengan tingkah laku anda ? bukan saatnya untuk tenang pria, karena disitu wanita akan masuk ketahap lebih tinggi lagi dari suatu perasaan emosional yang menggebu-gebu yang biasa kita sebut dengan "kecewa".

Wanita dengan kecewa itu tidak mudah pria,

Bukan waktunya untuk lega saat wanita anda berhenti mengomeli anda dengan kata-kata yang seakan tiada henti, suatu kesalahan fatal saat anda berfikir semua akan baik-baik saja karena wanita anda sudah berhenti berbicara, suatu kesalahan fatal. Karena...
disaat wanita berhenti berbicara, ia mulai berfikir, apa anda memang layak untuk dipertahankan ?
 

Kamis, 06 Februari 2014

KKSK...

ku tak tahu apakah aku harus merasa senang atau sedih
tertawa atau menangis, karna ku tak tahu apa yang kurasa sekarang
dimana sekarang aku ada ? dimanakah kemarin kita ?
dan bagaimanakah esok ?

aku hanya ingin kau disini
namun ku tak tahu, sejujurnya ku tak tahu
apakah itu dirimu, kamu, atau itu hanya bayanganku
apakah itu aku, kamu atau semua

ku benar benar tak tahu

dan apakah aku salah bila beri ruang-ruangku untukmu ?
jadikanmu langitku dan gerimisku untuk mu ?
apakah aku salah harapkanmu lebih dari suatu ?
lebih dari aku dan semua perjalanan itu...

apakah aku benar benar salah karna ku sayang padamu ?
karna tanpamu apalah aku, aku tak tahu...
mungkin seharusnya tak ada kita
hanya kau atau aku
mungkin juga tak seharusnya kita bertemu
dan ku tautkan hatiku untukmu
namun entahlah ku juga tak mengerti

mungkin hidup pertemukan kita untuk sebuah alasan
pertemukan kita, karna ini bukanlah kebetulan
kadang ku berpikir untuk apa ?
untuk aku ?
untuk kamu ?
atau untuk kita ?

mungkin tak seharusnya aku tau
tapi untuk apapun itu takkan ku dustai
bahwa ku sayang padamu
ada untuk mu selalu
dan ku tak perlu alasan
tak ada pembenaran, itu sudah cukup bagiku
karna KU SAYANG KAMU.

Minggu, 02 Februari 2014

Memelukmu dari jauh...dari Bumi :)

22 Januari 2014
Seharusnya kau mendapat surprise dariku hari itu. Seharusnya kau meniup lilinmu dan menyampaikan harapmu diusiamu yang ke 23tahun hari itu. Seharusnya kau mentraktirku semangkuk bakso hari itu. Seharusnya kau menghujaniku dengan peluk dan tawa bahagia hari itu. Seharusnya kita tengah tertawa bahagia bersama dihari ulang tahunmu hari itu.

Hari itu aku menikmatinya, aku menikmatinya sendiri, suasana seperti ini. Merindumu.
Berlari berpacu waktu dalam ingatanku sendiri. Mengingat semua hal besar dan setiap detail hal kecil yang telah kau lakukan untuk hidupku. Seperti yang selalu aku lakukan, selalu merindukanmu entah malam dan hari apapun itu.
Bulan agustus nanti, Tujuh tahun sudah kau pergi meninggalkanku. Tanpa pamit. Kecelakaan lalu lintas mengakhiri semuanya. Sepeda motormu tertabrak truk fuso ketika pulang sekolah siang itu.
Tuhan memanggil mu, kerumahNya.

---
Entah terbuat dari apa manusia semacam dirimu. Cara bicaramu yang lurus. Tanpa ekspresi. Segores senyum. Dalam. Dan penuh arti. Senyum yang memaksaku untuk ikut tersenyum. Aku benci senyum itu. Aku benci ketika dia tersenyum. Aku luluh. Bersatu dengan bumi. Tak tersisa.
Dirimu, Iya kamu yang kini baru kusadari aku menyanyangi kamu teramat sangat. Kamu yang aku inginkan dalam hidup. Kamu yang aku butuhkan. Kamu yang menjadi tempatku kembali ketika aku bahagia, ketika aku bersedih, ketika aku ingin meledak dalam pelukmu. Kamu yang selalu tahu dan hadir disetiap alarm kesedihan hatiku berbunyi. Kamu yang tak pernah menjadi pacar tapi begitu sangat menyanyangiku.

22 Januari...
Kamu berulang tahun. Dan tahun ini harusnya kau berbahagia diumurmu yang ke 23 tahun.
Maaf, aku dan kamu belum diberi kesempatan untuk saling membahagiakan dihari ulang tahun kita.
Tapi kau tau, betapa aku menginginkannya, dan aku percaya kau paham dan kau pun menginiginkan hal yang sama.

Happy birthday dearest, yasir...
Selamat tanggal 22 yang ke 23 :)

Tak ada harap lain dariku selain, kau tenang dan bahagia disisiNya, didalam surga. Dan suatu hari nanti kita akan dipertemukan kembali oleh tuhan ditempat dan suasana yang lebih indah. Dan betapa aku ingin memelukmu dengan erat saat itu nanti.
Aku disini akan terus selalu mengingatmu. Kau tau, ketika rindu itu mulai menghias hatiku, aku selalu menyimpannya. Lagu itu...
"walau apapun juga, ku kan slalu jaga dirimu, genggam tangan mungilmu, lindungimu disayapku. Angkatmu dari gelap dan bawa mu ke terangku. Ku takan tinggalkanmu, karna aku setia"
AAAAAAAAAHHH aku rindu. Lagi lagi selalu rindu :')


---


Dear you...
Mencoba kuat adalah usahaku untuk membahagiakanmu, yasir.
Mencoba ikhlas adalah usahaku agar kamu tenang disisiNya.
Dan mencoba menjadi biasa adalah usahaku agar aku terbiasa menjadikan kamu kekasihku.
Aku tak pernah berhenti mendoakanmu disetiap nafasku
Karna mendoakanmu adalah satu-satunya caraku memelukmu dari jauh,
dari bumi... :"

Alm. M. Yasir



MY MOOD !

Selamat Pagi !!! Have a nice monday . . .

Udah lama ngga nulis blog, udah sebulan lebih juga kamu tidak mengetahui hal-hal besar dan hal-hal kecil apa yang terjadi dengan hidup saya.

Satu bulan lebih,
allow me to say "Happy New Year" yeaaaahhh 2014 , tidak ada pesta perayaan pergantian tahun jenis apapun untuk tahun ini, hanya ada acara bakar bakaran kecil bareng papap, momi, dan adik-adik saya . . dan tidak ada dirinya. Terima kasih untuk semua yang sudah terjadi di 2013 yang lalu tuhan, Tuhanku yang Maha Baik memberikan begitu banyak kebahagiaan di satu tahun belakangan, Tuhanku yang Maha Baik masih memberikan semua yang saya butuhkan . . walau Ia tidak selalu memberikan apa yang saya inginkan . . Ingin flashback ke 1 tahun lalu, saat perayaan tahun baru itu masih ada . . Saat saya tertawa ceria, lepas dan bahagia merayakan pergantian tahun di salah satu tempat itu bersama dia . . Saling tertawa, berteriak. Dalam hati saya berdoa-doa ringan, dan yang pasti saat itu saya meyakini, saya akan sepenuhnya melupakan lelaki yang 3bulan sebelumnya benar benar meninggalkan saya dan memilih mulai percaya akan cinta dan kebahagiaan yang dijanjikan seseorang yang malam itu membersamai malam pergantian tahun tersebut.

Tahun ini...
"aku udah ngga galau dan ngga mau galau galauan (lagi)"
Tuhanku yang Maha Baik masih selalu membersamai hidupku dengan penuh kebahagiaan. Bukan melalui seorang lelaki yang dihadirkan untuk menjaga dan menyempurnakan hidupku seperti sebelumnya, tapi kebahagiaan tahun ini diturunkan melalui mereka-mereka yang kini selalu ada dan membuat hidupku terasa lebih manis dan AJAIB.
Suasana rumah yang lebih harmonis, nyaman, dan HANGAT !!! Papap, Momi, Abang, Iput. Betapa aku bahagia tuhan begitu baik, setelah dirinya pergi tuhan tau aku masih punya rumah lain, rumah yang tak akan pernah sekalipun meninggalkan hidupku. AKU SAYANG BANGET dengan rumahku yang satu ini !!!
Ternyata kasih sayang tuhan tidak hanya sebatas itu. Ada banyak lagi kebahagiaan yang tuhan hambur-hamburkan dalam hidupku, BANYAAAAAAAKKK sekali :)) Teman-teman yang selalu membawa tawa. Mereka sahabat yang selalu ada dan siap berjalan berpegang tangan bersamaku. Kami berbahagia, bersedih, menangis, tertawa, BERSAMA :)
Kuliahku yang semakin kece dan KHS yang sangat tidak mengecewakan.
Aaaaaaaaaaahhhh alhamdulillah. Terimakasih tuhan untuk semua nikmatmu.

But, goodnews always followed by a bad news . . .
Memang baru satu bulan 2014 saya lewati, banyak suka cinta tawa bahagia yang terjadi namun terselip juga airmata disana, menuju akhir januari ada sedikit masalah dirumah, dan aku memilih pergi dari rumah, kalo diingat-ingat saya menyesali sekali kejadian itu, tapi alhamdulillah semua berhasil saya lewati, dan kini semuanya baik-baik saja.


Hidupku telah kembali normal.
2014. Alhamdulillah, aku bahagia.

Kepada kamu yang ku cintai dari jauh...

-reblog-

Jika suatu hari kamu rindu dan ragaku terlalu jauh untuk kamu gapai,
berdoalah..
Agar aku dikuatkan, atau kita diberikan rezeki berlebih untuk bertemu.

Jika suatu hari kamu merasa tersisihkan karena semua kesibukanku,
mengertilah..
Aku disini berusaha, agar kelak kita bisa bersama dan kita tak perlu bekerja terlalu keras seperti ini, untuk membayar semua waktu saat kita terpisah seperti ini.

Jika suatu hari kamu tidak yakin akan semua yang kita jalani,
berusahalah..
Agar kita bisa diberikan jalan, atau setidaknya diberikan kemantapan hati untuk melalui apa yang sebenarnya begitu ganjil untuk dijalani. Mencintai dari jauh, dalam diam.

Jika suatu hari kamu membuka mata dan mendapati diriku tak ada disana,
bersabarlah..
Akan datang waktu, dimana jarak terjauh dari aku tak dapat melihatmu adalah ketika saling berpunggungan ketika tidur.

Jika suatu hari kamu mencari sosok untuk kamu rengkuh dengan erat dan sempurna,
cobalah tetap tenang..
Biarlah malaikat yang menjaga langkahmu, biarlah sayapnya menggenggammu erat dan membuatmu aman. Aku yakin, malaikat menyayangi mereka yang mencintai tanpa syarat.

Jika suatu hari kamu kebingungan menentukan langkah, sedangkan aku terlalu fana untuk bisa kamu andalkan,
Yakinilah..
Apapun jalan yang kamu ambil, selama untuk kebaikan kita bersama, aku disini akan tetap tersenyum, memberika suntikan semangat melalui setiap permintaanku kepada Tuhanku.

Jika suatu hari kamu merasa semua yang kita jalani tanpa tujuan,
Ingatlah..
Kita pernah memutuskan untuk bersama, saling jatuh cinta dan berharap pada mimpi yang pernah kita bangun. Berkomitmen menjalani semua, dan saling menjaga segala rasa.

Jika suatu hari kamu ingin mengakhiri ini semua,
renungkanlah..
ada kelelahan yang tak dapat kita sembunyikan dalam menjalaninya, tapi akan ada penyesalan yang terukir pasti dan juga tenaga yang terkuras habis apabila suatu saat nanti kita memutuskan berjalan sendiri.

Jika suatu hari kamu lelah,
Percayalah..
Aku masih disini, di tempat kita biasa bertemu, menunggumu datang untuk kembali bercengkrama, walau sesudahnya ada episode baru bernama rindu yang lebih hebat.

Jika suatu hari kamu merasa dadamu hangat,
peganglah..
Itu doaku, agar kamu selalu merasa tenang. Tuhan sedang menyentuhmu, karena pintaku dalam sujudku.


Untuk kamu yang kucintai dari jauh..
bersabarlah..
Aku disini.. Masih ditempat yang sama,
dengan rindu yang menumpuk,
dan cinta yang tak kalah banyaknya..
Aku disini, menunggumu pulang.
Karena kamu, sudah kubuatkan rumah.
Didalam sini.
dalam hatiku, yang selalu tak pernah gagal untuk kamu sentuh.